NTT - Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset serta Teknologi (Puskurbuk-Kemdikbudristek) mendorong para guru di Provinsi Nusa Tenggara Timur agar lebih memperbanyak menulis buku-buku bacaan siswa yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan di daerah.
"Menulis buku sangat erat berkaitan dengan buku budaya yang pada akhirnya menjadi produk budaya, " kata Kepala Pusat Perbukuan Kemdikbudristek, Supriyanto dalam pelatihan penulisan buku nonteks anak yang diikuti para guru dari lima kabupaten di NTT secara daring, Kamis (13/01/2022).
Dikutip dari antaranews, pelatihan penulisan buku nonteks anak dilaksanakan lembaga Inovasi (Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia) yang dilakukan secara daring, diikuti para guru dari lima kabupaten mitra Inovasi, yakni Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Nagekeo, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya.
Menurut Supriyanto, upaya mengembangkan literasi tidak cukup dengan meningkatkan budaya membaca namun perlu diimbangi dengan budaya menulis.
"Terobosan yang dilakukan lembaga Inovasi dengan melakukan pelatihan menulis buku bagi para guru sangat strategis sehingga bisa mendapatkan penulis buku yang profesional di NTT, " jelasnya.
Tambahnya lagi, apabila tidak ada bacaan yang ditulis tentu anak-anak sekolah di provinsi berbasis kepulauan ini tidak memiliki buku bacaan memadai.
"Apa yang dilakukan lembaga Inovasi sebagai upaya meningkatkan literasi bangsa, " ujar Supriyanto.
Jelasnya juga, di tahun 2022 ini penilaian buku tidak hanya diusulkan para penerbit tetapi juga dapat dilakukan penulis buku.
Dengan adanya kesempatan penulis buku mengajukan karya buku tulisannya untuk dinilai lembaga perbukuan pusat, katanya, buku itu bisa direkomendasikan sebagai layak digunakan satuan pendidikan.
"Kebijakan ini untuk menggairahkan penulisan buku. Kami yakin para guru di NTT memiliki potensi yang luar biasa untuk menulis buku. Bagi para guru yang memiliki talenta untuk menulis agar menulis buku-buku dengan banyak pengayaan bagi kebutuhan siswa yang bisa disebar luaskan di seluruh Nusantara, " katanya.
Provincial Manager Inovasi-NTT, Hironimus Sugi, menegaskan pelatihan penulisan buku dilakukan Inovasi kali ini merupakan pelatihan kedua setelah pada Desember 2021 berupa pelatihan penulisan buku dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Ia mengatakan pelatihan penulisan buku cerita anak bagi para guru guna meningkatkan kualitas pendidikan dasar di NTT.
Menurut dia, banyak buku cerita yang telah dihasilkan namun khusus buku untuk anak-anak kategori pra-membaca masih terbatas.
"Karena itu pelatihan menulis buku ini sangat penting untuk memberikan bahan bacaan bagi anak sesuai kemampuan anak-anak, " kata dia.